BPDB kabupaten bandung barat gelar sosialisasi

PEMERINTAH DESA TANIMULYA DAN BPBD KBB GELAR SOSIALISASI TANGGAP BENCANA TERKAIT SESAR LEMBANG

Tanimulya, BANGBARA.COM – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam, khususnya pergerakan Sesar Lembang, Pemerintah Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB menggelar kegiatan sosialisasi dan simulasi tanggap bencana pada Kamis, 11 September 2025.

Kegiatan ini berlangsung di Aula Desa Tanimulya dan dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh agama, Ketua RT/RW, kader PKK, Posyandu, Karang Taruna, hingga lembaga desa lainnya. Tingkat partisipasi warga terpantau sangat tinggi, dengan tingkat kehadiran mencapai hampir 95 persen dari jumlah undangan.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Tanimulya, Omin, menegaskan pentingnya edukasi bencana sebagai upaya preventif dalam menghadapi potensi gempa yang bersumber dari Sesar Lembang.

“Sesuai dengan undangan, kita mengundang 100 orang dan hampir 95 persen hadir. Peserta terdiri dari tokoh masyarakat, lembaga desa, PKK, Posyandu, RT, RW, dan Karang Taruna. Harapannya, ilmu dari sosialisasi ini bisa diteruskan ke warga masing-masing sehingga kita bisa meminimalisir dampak bencana,” ujar Omin.

Ia menambahkan bahwa selain materi penyuluhan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi sederhana evakuasi bencana yang dipandu langsung oleh tim BPBD KBB. Ke depannya, Desa Tanimulya juga mempertimbangkan pelaksanaan pelatihan intensif guna membentuk masyarakat yang lebih tangguh terhadap bencana.

Hadir sebagai narasumber utama, Penata Penanggulangan Bencana BPBD KBB, Andri Kurniawan, memberikan penjelasan teknis mengenai kondisi terkini aktivitas Sesar Lembang, terutama di segmen 1 dan 2 yang terpantau mengalami peningkatan aktivitas kegempaan.

Saya imbau masyarakat jangan terprovokasi oleh berita hoaks. Memang aktivitas kegempaan sedang meningkat, tetapi skalanya masih kecil dan terkendali. Ikuti selalu informasi resmi dari BMKG atau BPBD,” jelas Andri.

Ia juga menekankan bahwa belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan gempa akan terjadi secara tepat. Alat-alat yang dimiliki saat ini hanya berfungsi sebagai pencatat lokasi, magnitudo, dan titik pusat gempa setelah kejadian berlangsung.

Sebagai langkah nyata kesiapsiagaan, Andri mendorong masyarakat untuk mulai membentuk budaya tanggap bencana dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, misalnya dengan menyiapkan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting, obat-obatan, senter, makanan darurat, dan kebutuhan dasar lainnya.

Sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif menjadi bukti meningkatnya kesadaran warga terhadap pentingnya mitigasi bencana. Banyak peserta aktif mengajukan pertanyaan terkait langkahkonkret yang dapat dilakukan di lingkungan masing-masing, termasuk tata cara evakuasi, titik kumpul aman, dan cara mendapatkan informasi resmi.

Menurut Andri, tingginya partisipasi dan rasa ingin tahu masyarakat adalah indikator positif yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Sebagai bagian dari penguatan sistem mitigasi bencana, BPBD KBB juga berencana membangun sistem komunikasi berbasis teknologi, seperti aplikasi peringatan dini dan akun media sosial resmi yang dapat memberikan broadcast informasi apabila terjadi gempa atau potensi bencana lainnya.

“Kami akan terus mengembangkan jaringan komunikasi berbasis teknologi agar informasi bisa cepat dan tepat diterima masyarakat,” jelas Andri.

Sosialisasi ini menjadi bagian dari strategi besar dalam membangun resiliensi masyarakat menghadapi bencana. Dengan kolaborasi erat antara pemerintah desa, lembaga penanggulangan bencana, dan masyarakat, diharapkan potensi risiko dari aktivitas Sesar Lembang dapat ditekan semaksimal mungkin.

Kepala Desa Tanimulya, dalam penutupnya, berharap agar kegiatan ini bukan menjadi yang terakhir.

Kegiatan ini bukan sekadar seremonial. Ini adalah langkah awal. Ke depan, kami akan terus berkoordinasi dengan BPBD untuk membentuk desa yang tangguh bencana,” pungkas Omin Ependi.,

Sesar Lembang merupakan patahan aktif yang membentang di wilayah Jawa Barat dan memiliki potensi gempa cukup besar. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi ancaman ini menjadi kunci utama meminimalisir dampak, baik secara material maupun korban jiwa.

Langkah-langkah seperti sosialisasi, simulasi, dan penyediaan sistem informasi dini adalah investasi jangka panjang dalam membangun budaya sadar bencana.

Budi jabrig

Editor bjnews media com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan info menarik seputar Kabupaten Bandung Barat

X