
Gagal Panen Akibat Serangan Tikus: Petani di Desa Tagogapu Mengeluh Kerugian Besar
Padalarang, Kabupaten Bandung Barat – Serangan hama tikus menyebabkan petani di Kampung Bojongsuren, RW 09, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang, mengalami gagal panen pada musim tanam tahun ini. Temuan ini terungkap dalam hasil investigasi media BJNews yang dilakukan pada Kamis, 31 Juli 2025.
Enam kotak sawah yang ditanami padi oleh warga setempat terpaksa gagal dipanen karena diserang tikus dalam skala besar. Kondisi ini membuat para petani mengalami kerugian yang tidak sedikit. Menurut warga, serangan hama ini mulai meningkat sejak dua bulan terakhir dan belum ada penanganan yang efektif hingga kini.
Kepala Desa Tagogapu, Tata Apendi, saat dikonfirmasi BJNews, membenarkan adanya gagal panen akibat hama tikus di wilayahnya. Ia menyatakan keprihatinannya atas musibah yang menimpa warganya dan berkomitmen untuk segera mengambil langkah-langkah antisipatif.“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Serangan tikus memang luar biasa tahun ini, dan berdampak besar pada hasil panen warga. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak penyuluh pertanian dan pemerintah kecamatan untuk segera melakukan pengendalian hama secara terpadu,” ujar Tata Apendi.
Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah desa akan mengusulkan bantuan darurat untuk para petani terdampak melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat. “Kami tidak akan tinggal diam. Ini menyangkut ketahanan pangan warga kami sendiri,” tambahnya.

Salah satu petani , mengaku sangat terpukul karena ini merupakan sumber penghasilan utama keluarganya. “Kami sudah keluar biaya besar untuk bibit, pupuk, dan tenaga kerja, tapi hasilnya nihil. Harapan kami, ada solusi nyata dari pemerintah,” katanya.
Berdasarkan pantauan langsung tim BJNews, sejumlah lahan sawah yang rusak menunjukkan tanda-tanda aktivitas tikus dalam jumlah besar. Para petani bahkan melakukan ronda malam untuk mengusir hama, namun tetap tidak efektif.
Dari hasil investigasi ini, terlihat jelas bahwa ancaman hama tikus di Desa Tagogapu kini tidak bisa dianggap remeh. Diperlukan sinergi antara pemerintah desa, penyuluh pertanian, dan dinas terkait untuk melakukan langkah cepat, agar tidak terjadi kerugian yang lebih luas di masa mendatang.
Jurnalis : Budi Jabrig
Editor : bjnewsmedia.com